Spring 2020

Lanjutan (Musim 2/Kedua) dari Kaguya-sama wa Kokurasetai, Kaguya-sama wa Kokurasetai? Tensai-tachi no Renai Zunousen, Kaguya-sama: Love is War Season 2

Ada sebuah menara yang memanggil orang-orang terpilih, dengan berjanji akan memenuhi keinginan mereka. Baik itu kekayaan, ketenaran, kekuasaan, menanti mereka yang mencapai puncaknya.

Twenty-Fifth Bam (nama orang) adalah seorang anak laki-laki yang hanya mengenal sebuah gua gelap, kain kotor, dan cahaya yang tak terjangkau sepanjang hidupnya. Jadi, ketika seorang gadis bernama Rachel datang kepadanya melalui cahaya tersebut, kehidupannya berubah. Menjadi teman dekat Rachel, Bam belajar berbagai hal tentang dunia luar darinya. Namun, ketika Rachel mengatakan bahwa dia harus meninggalkannya untuk mendaki Menara, hidupnya runtuh. Berjanji untuk mengikutinya tidak peduli apa pun yang terjadi, Bam menatap pandangannya pada menara itu, dan sebuah keajaiban terjadi.

Maka dimulailah perjalanan Bam, seorang anak laki-laki biasa yang tidak dipilih oleh Menara tetapi membuka gerbangnya sendiri. Mereka menyebut jenisnya “Irregulars”… makhluk yang telah mengguncang fondasi Menara setiap kali mereka melangkahkan kaki di dalamnya.

Lanjutan cerita (Season 2): Kami no Tou S2 Sub Indo

Setelah kampanye Sanyou yang sukses, pasukan Qin, termasuk Komandan 1.000 Orang Xin, semakin dekat untuk memenuhi impian Raja Ying Zheng untuk menyatukan Tiongkok. Dengan pijakan geografis utama di negara bagian Wei sekarang di bawah kendalinya, Qin mengarahkan pandangannya ke timur menuju negara-negara yang bertikai yang tersisa.

Sementara itu Li Mu—ahli strategi yang tak tertandingi dan perdana menteri negara bagian Zhao yang baru diangkat—telah memanfaatkan gencatan senjata sementara Zhao dengan Qin untuk bernegosiasi dengan negara bagian lain tanpa gangguan. Tampaknya tanpa peringatan, Ying Zheng menerima berita bahwa tentara dari negara bagian Chu, Zhao, Wei, Han, Yan, dan Qi telah menyeberang ke wilayah Qin. Terlambat menyadari tujuan di balik gencatan senjata Li Mu dengan Qin, Zheng dengan cepat mengumpulkan para penasihatnya untuk menyusun rencana untuk menangani pasukan koalisi enam negara di depan pintu mereka. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, negara bagian Qin menghadapi kehancuran total dan harus menggunakan setiap sumber daya dan strategi yang mereka miliki untuk mencegah diri mereka terhapus dari peta.